Tuesday, April 10, 2012

8:33 PM 4

Kuil Fathin San Bukit Betung

Bangka 2009

Kuil Fathin San berada di Bukit Betung Sungai Liat, sekitar 15 km dari Parai Beach Resort & Spa Hotel. Dari jalan raya sekitar 1 km lagi untuk sampai menemukan gapura / pintu masuk kuil. Di pintu masuknya tertulis ‘Wisata Alam Religi Mahayana Bukit Betung Desa Lubuk Sungailiat’. Tempat wisata religi ini terbuka untuk umum tanpa dipungut biaya masuk.
Dari gapura perjalanan diawali dengan jalanan tanah yang belum di aspal hingga akhirnya bertemu dengan jalan beraspal yang terjal dan jalanannya menanjak terus. Untungnya saat itu menggunakan mobil sewaan menuju ke kuil ini, jadi tinggal duduk manis di samping Pak Supir yang sedang bekerja :p Kendaraan (mobil) bisa langsung parkir di depan kuil.

Kuil yang didominasi dengan warna merah ini berdampingan dengan sebuah batu granit besar di atasnya. Di bagian tengah ada sebuah kolam yang dihiasi dengan patung naga. Kolam ini berisi ikan-ikan  (sepertinya ikan koi) dan uang-uang logam. Uang koin dilemparkan ke kolam oleh para pengunjung dimana dipercaya melempar koin ke dalam kolam bisa mengabulkan permohonan.
Nah dari pelataran parkir kuil ini untuk mencapai puncak bukit di mana terletak Patung Dewi Kuan Yin dan Patung Budha sedang duduk menghadap Kota Sungai Liat harus melewati sekitar 300 anak tangga ;) Aroma lidi sembahyang yang dibakar sudah tercium di sepanjang anak tangga. 
Sebelum sampai di Kuil Dewi Kuan Yin, harus melewati sebuah gua yang di dalamnya terdapat patung naga dan mata air suci yang mengalir dari mulut sang naga. Mata air ini dipercaya dapat membuat awet muda bagi mereka yang membasuh wajah dan atau tubuhnya di sini. Di gua ini juga terdapat banyak sekali lilin berwarna merah yang dibakar. Dari luar terlihat gua diselimuti kabut yang berasal dari asap lilin dan garu yang dinyalakan tadi yang dapat membuat pedih mata.

Tuesday, April 3, 2012

8:17 PM 4

Bertemu Cowboy & Indian

Cisarua 2012

Wild-Wild West Cowboy Show adalah salah satu atraksi andalan dari TSI (Taman Safari Indonesia). Inti ceritanya tentang kehidupan tentram para koboi dan Indian yang buyar karena datangnya sekawanan bandit pengacau.
Suasana Kota Koboi-nya benar-benar terasa; ada mini bar, bank, gudang, penjara serta perbukitan suku Indian. Setting panggungnya dibuat dengan nuansa Kota Koboi yang mirip dengan aslinya di Texas. Jadi tidak perlu jauh-jauh ke negeri Paman Sam sana cukup datang ke TSI :D
 
Pertunjukan ini memadukan unsur hitech dan komedi, atraksi beberapa jenis satwa dan tentunya para Koboi dan Indian. Cukup menarik dan menghibur. Ada kejutan-kejutan di tengah cerita seperti saat tikus hidup dilemparkan ke arah penonton, atau ketika seorang Koboi berlari membawa dinamit yang menyala ke tengah-tengah penonton lalu dinamit itu dilemparkan ke sumur dan meledak kemudian airnya membasahi penonton yang duduk di bagian depan. 

Ada pula adegan dimana para penjahat merampok bank dan menangkap petugas bank, kemudian meledakkan bangunan dengan menggunakan dinamit. Suara ledakan, semburan api serta kepulan asap yang menjulang ke langit terlihat begitu nyata. Panas dari efek ledakan terasa pula. Adegan-adegan ini layaknya seperti  sedang menonton film koboi di TV.
 
Menjelang akhir cerita ada adegan seorang bandit mati dipanah oleh Indian, ususnya pun terburai. Kemudian datang tiga ekor burung pemakan bangkai memangsa mayat si bandit. Setelah beberapa saat dua ekor burung terbang menjauh, tersisa seekor burung yang tidak mau berajak dari mayat tersebut. Sepertinya itu kejadian di luar skenario :p
 
Walaupun diclaim sebagai pertunjukan untuk segala umur, menurut saya agak kurang cocok untuk ditonton oleh anak kecil karena banyak adegan tembak-menembak, atraksi kekerasan (perkelahian) dan pertumpahan darah, belum lagi bagian dimana dinding bangunan roboh dan tampak seorang wanita yang seolah-olah sedang mandi. 
 

***
Senin s.d. Jumat pukul 14.00 WIB
Sabtu, Minggu, dan hari libur lainnya pukul 13.30 dan 15.30 WIB
Durasi  ± 25 menit
Free Admission